FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SATUAN KERJA BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS RIAU

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Satuan Kerja Badan Layanan Umum Universitas Riau

Muhammad Fahdi, Ria Nelly Sari & M. Rasuli
Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau
Email :dee.juve@gmail.com

Abstract
This study aimed to examine the effect of the quality of human resource, utilization of information technology, leadership styles, organizational culture, internal control unit, and organizational commitment to the performance of public service agency working unit Riau University. Research conducted on 94 financial management at the University of Riau. Respondent participation rate amounted to 70.21% (66 people). The analysis tool used is multiple regression with SPSS version 21. Tests performed include testing the validity and reliability, testing data and classical assumptions of normality, the coefficient of determination, and hypothesis testing research. The results showed that the higher the quality of utilization of information technology, leadership styles and organizational commitment will affect the performance. Meanwhile, human resource , organizational culture, and the internal control unit has no effect on the performance exhibited significantly. The coefficient of determination was 50,9%, which is still contained 49,1% explained by other factors that are not included in this study.
Keywords: Performance, Public Service Agency

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, satuan pengawasan internal, dan komitmen organisasi terhadap kinerja badan layanan umum Universitas Riau. Kuesioner dikirim kepada 94 orang pengelola keuangan Universitas Riau. Tingkat partisipasi responden sebesar 70,21% (66 kuesioner kembali). Data kemudian dianalisis dengan menggunakan regresi berganda dengan SPSS versi 21. Beberapa tes telah dilakukan untuk 1) mengkonfirmasi keandalan dan validitas instrumen, 2) untuk menguji normalitas data dan uji asumsi klasik untuk analisis regresi dan 3) pengujian hipotesis..Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi, gaya kepemimpinan, dan komitmen organisasi memiliki pengaruh pada kinerja lembaga pelayanan publik. Sementara itu, kualitas sumber daya manusia, budaya organisasi, dan satuanpengawasan internal tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja. R2 adalah 50,9%, yang berarti bahwa variable independen penelitian dapat menjelaskan perubahan dalam kinerja badan layanan umum Universitas Riausebesar 50,9%. Oleh karena itu, ada sekitar 49,1% variasi yang terjadi dalam kinerja unit pelayanan umum dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Kinerja, Kualitas SDM, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Satuan Pengawasan Internal, dan Komitmen Organisasi

Pendahuluan
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi sebuah organisasi. Kegiatan pengukuran kinerja organisasi atau instansi seperti perguruan tinggi mempunyai banyak manfaat terutama bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perguruan tinggi tersebut. Bagi perguruan tinggi itu sendiri, hasil penilaian kegiatan perguruan tinggi ini dapat memberikan informasi tentang kinerja manajemen atau pengelola yang telah diberikan kepercayaan untuk mengelola sumber daya perguruan tinggi. Dengan adanya suatu pengukuran kinerja akan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi pihak perguruan tinggi dalam menerapkan strateginya tersebut serta mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien.
Sebagai salah satu perguruan tinggi di Provinsi Riau, Universitas Riau merupakan kebanggaan masyarakat, sebagai lembaga pencetak sumber daya manusia yang handal sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebutuhan pasar kerja, dan kebutuhan professional. Untuk mencapai hal tersebut, Universitas Riau mengajukan diri menjadi BLU. Pada tahun 2010, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 33/KMK.05/2010 tanggal 26 Januari 2010, UR secara resmi berstatus sebagai BLU penuh.

Tabel 1. Hasil Penilaian Kinerja Satker BLU Universitas Riau oleh Direktorat Pembinaan PPK BLU
Tahun Kinerja aspek keuangan Kinerja aspek layanan Total skor Predikat
2010 – – –
2011 58,37 – 58,37 BB – Sedang
2012 12,54 53,17 65,71 C – Buruk
Sumber : SK. Direktur Pembinaan PK BLU

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun anggaran 2011, kinerja keuangan Universitas Riau memperoleh skor 58,37 dengan predikat BB – sedang. Pada tahun anggaran 2012, kinerja keuangan Universitas Riau dari memperoleh skor 12,54, sedangkan dari aspek layanan memperoleh skor 53,17. Sehingga total skor yang diperoleh Universitas Riau adalah 65,71 dengan predikat C- Buruk. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja Pengeloaan Keuangan Badan Layanan Umum Universitas Riau menunjukkan penurunan.
Masalah pokok dalam penelitian ini berkaitan dengan belum optimalnya kinerja Universitas Riau. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Satker BLU, yang dinyatakan sebagai berikut: (1)Pengaruh kualitas SDM terhadap kinerja Satker BLU; (2) Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja Satker BLU; (3) Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja Satker BLU; (4) Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja Satker BLU; (5) Pengaruh Satuan Pengawas Intern terhadap kinerja Satker BLU; (6) Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja Satker BLU

Tinjauan Pustaka
New Public Management
Sejak pertengahan tahun 1980-an, telah terjadi perubahan manajemen sektor public yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis, dan hierarkis menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Paradigma baru yang muncul dalam manajemen sektor publik tersebut adalah pendekatan New Public Management (NPM). Tujuan New Public Management adalah untuk mengubah administrasi yang sedemikian rupa sehingga administasi publik sebagai penyedia jasa bagi masyarakat harus sadar akan tugasnya untuk menghasilkan layanan yang efisien dan efektif, namun tidak berorientasi kepada laba (Osborne dan Gaebler 1995).

Badan Layanan Umum
Sesuai dengan pasal 1 butir (1). Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dinyatakan bahwa :
“Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.”

Kinerja
Pengukuran kinerja organisasi sektor publik adalah sistem yang bertujuan membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial (Mardiasmo 2004).

Kualitas Sumber Daya Manusia
Kualitas sumber daya manusia adalah kemampuan baik dalam tingkatan individu, organisasi/kelembagaan, maupun sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien (Laporan akhir studi GTZ & USAID/CLEAN Urban (2001) dalam Indriasari dan Ertambang (2008).

Pemanfaatan Teknologi Informasi
Maharsi (2000:128) mendefinisikan teknologi informasi sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lain seperti perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya. Teknologi informasi adalah salah satu alat bagi para manajer untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.

Gaya Kepemimpinan
Menurut Veithzal (2004) gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang.

Budaya Organisasi
Menurut Robbins (2006), budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, dan merupakan suatu sistem makna bersama. Sehingga budaya yang tumbuh menjadi kuat mampu memacu organisasi kearah perkembangan yang lebih baik.

Satuan Pengawasan Intern
Menurut Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 yang dimaksud pengawasan intern adalah:
Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik.

Komitmen Organisasi
Menurut Morrow, Mc Elroy dan Blum (1988) komitmen organisasi terbangun bila masing-masing individu mengembangkan tiga sikap yang saling berhubungan terhadap organisasi. Tiga sikap tersebut adalah: 1. Pemahaman atau penghayatan dari tujuan perusahaan (identification). 2. Perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan (involvement), pekerjaan adalah menyenangkan. 3. Perasaan loyal (loyality), perusahaan adalah tempat kerja dan tempat tinggal.

Kerangka Pemikiran
Kinerja organisasi publik memberikan gambaran umum mengenai organisasi tersebut dan menunjukkan ukuran prestasi yang telah dicapai oleh organisasi publik tersebut. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi publik. Beberapa faktor diantaranya adalah kualitas SDM, pemanfaatan teknologi informasi, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, satuan pengawas intern (SPI), dan komitmen organisasi. Faktor-faktor ini dinilai cenderung dapat mempengaruhi peningkatan kinerja organisasi publik. Penelitian kali ini akan meneliti mengenai pengaruh kualitas SDM, pemanfaatan teknologi informasi, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, satuan pengawas intern (SPI), dan komitmen organisasi terhadap kinerja organisasi public.

Hipotesis
Sesuai dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan teoritis dan kerangka pemikiran, maka pengujian hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut :
H1: Kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
H2: Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
H3:Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
H4: Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
H5: Satuan Pengawas Intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
H6:Komitmen Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

Metode Penelitian
Populasi dan Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pengelola keuangan BLU Universitas Riau. Penentuan sampel dilakukan dengan melihat keterkaitan secara langsung pengelola keuangan dengan aktivitas keuangan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini sampel ditentukan dengan kriteria yaitu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penguji dan Penandatanganan Surat Perintah Membayar (SPM), Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Pengeluaran Pembantu, Kepala Biro Universitas, Kabag Keuangan Universitas, Kasubag Keuangan Universitas, hingga staf pengelola keuangan tingkat unit. Sampel penelitian sebanyak 94 orang.

Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survey, yaitu memberikan kuesioner kepada responden.

Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dibagi ke dalam tiga tahap. Pertama, pengujian kualitas data. Tahap kedua, melakukan pengujian asumsi klasik. Tahap ketiga, melakukan pengujian hipotesis.

Uji Kualitas Data
Alat ukur atau instrumen berupa kuesioner dikatakan memberikan hasil akurat dan stabil jika alat ukur itu dapat diandalkan (reliable) (Ghozali 2006). Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan Instrumen dalam kuesioner harus diuji kualitas datanya atau syarat yang penting yang berlaku dalam kuesioner seperti: keharusan suatu kuesioner untuk valid dan reliable. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid atau reliable untuk variabel yang akan diukur, sehingga penelitian ini bisa mendukung hipotesis. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, Autokorelasi, multikolinieritas, heteroskedastisitas, koefisien determinasi (R2) dan uji Signifikansi Simultan (uji F)

Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan metode statistik regresi linier berganda, dengan alasan penggunaan variabel yang lebih dari satu dalam penelitian ini. Analisis regresi linier berganda yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan memasukkan enam buah variabel independen yang terdiri atas kualitas SDM, pemanfaatan TI, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, satuan pengawas intern, komitmen organisasi serta satu variabel dependen yaitu kinerja. Secara umum formulasi dari regresi linier berganda dapat ditulis sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6+ e
Dimana:
Y : Kinerja
a : Nilai intersep (konstan)
b : Koefisien arah regresi
X1 : Kualitas SDM
X2 : Pemanfaatan TI
X3 : Gaya Kepemimpinan
X4 : Budaya Organisasi
X5 : Satuan Pengawas Intern
X6 : Komitmen Organisasi
e : Error

Hasil Dan Pembahasan
Tingkat Pengembalian Kuesioner
Kuesioner yang disebarkan adalah sejumlah 94 set. Kuesioner ditujukan kepada 17 orang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), 1 orang Pejabat Penguji dan Penandatanganan Surat Perintah Membayar, 1 orang Bendahara Penerimaan, 1 orang Bendahara Pengeluaran, 19 orang Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) 3 Kepala Biro Universitas, 7 Kepala Bagian di lingkunngan Rektorat, 5 orang Kasubag Keuangan dan Perencanaan Rektorat, dan 40 Staf Keuangan. Penyebaran kuesioner dilakukan dari bulan April 2015 hingga Mei 2015. Kuesioner yang kembali sebanyak 66 set atau 70 % dari 94 set kuesioner yang disebar.

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Kriteria uji validitas secara singkat adalah 0,4. Uji validitas dilakukan menggunakan analisis factor dengan criteria suatu item dikatakan valid apabila memilik factor loading ≥ 0,4 (Chia 1995 dalam Ramdhany 2010). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,50 (Nunnally 1978, dalam Ramdhany 2010)

Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel Faktor Loading Cronbach Alpha Ket
Kualitas SDM (X1) 0,665 – 0,885 0,898 Valid dan Reliabel
Pemanfaatan TI (X2) 0,632 – 0,871 0,911 Valid dan Reliabel
Gaya Kepemimpinan (X3) 0,539 – 0,839 0,732 Valid dan Reliabel
Budaya Organisasi (X4) 0,546 – 0,927 0,904 Valid dan Reliabel
Satuan Pengawasan Intern (X5) 0,508 – 0,927 0,931 Valid dan Reliabel
Komitmen Organisasi (X6) 0,801 – 0,927 0,721 Valid dan Reliabel
Kinerja(Y1) 0,453 – 0,970 0,928 Valid dan Reliabel

Sumber : Data Olahan (2015)

Dengan memperhatikan tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh variabel dinyatakan valid dan reliable.

Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal.
Dari hasil pengolahan data, diketahui nilai signifikansi sebesar 0,461 atau lebih besar dari 0,05. Dengan demikian berarti data yang digunakan dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.

Hasil Uji Autokorelasi
Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu pada periode sebelumnya.hasil uji Durbin Watson berada diantara -2 dan 2+ yang artinya tidak terjadi autokorelasi.

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi

Model Std. Error of the Estimate Durbin-Watson Keterangan
1 14.052 1.899 Tidak ada autokorelasi

Sumber : Data Olahan (2015)

Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel di bawah, semua variabel independen dalam penelitian mempunyai nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari pengaruh multikolinearitas.

Tabel 5. VIF dan Tolerance
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Kualitas SDM (X1) 0,858 1,166 Bebas Multikolinearitas
Pemanfaatan TI (X2) 0,742 1,347 Bebas Multikolinearitas
Gaya Kepemimpinan (X3) 0,527 1,896 Bebas Multikolinearitas
Budaya Organisasi (X4) 0,715 1,400 Bebas Multikolinearitas
Satuan Pengawasan Intern (X5) 0,915 1,093 Bebas Multikolinearitas
Komitmen Organisasi (X6) 0,529 1,889 Bebas Multikolinearitas
Sumber : Data Olahan (2015)

Hasil Uji Heterokedastisitas
Dari hasil Scatterplot dibawah terlihat bahwa diagram tidak membentuk pola atau terlihat berpencar yang berarti tidak terdapat gejala heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Dalmy, 2008)

Sumber : Data Olahan (2015)

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah angka yang menunjukkan proporsi variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh variasi variabel independen.

Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square
1 .744a .554 .509

Sumber : Data Olahan (2015)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2 adalah 0,509 yang memperlihatkan bahwa variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini mampu menerangkan variabel terikat sebesar 50,9 %. Sementara itu 49,1 % lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini, seperti kepuasan kerja, motivasi, pengendalian internal, kejelasan sasaran anggaran dan lain-lain.

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen. Uji statistik F merupakan uji model yang menunjukkan apakah model regresi fit untuk diolah lebih lanjut.

Tabel 7. Hasil Uji Signifikansi Simultan

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 14473.090 6 2412.182 12.216 .000a
Residual 11650.183 59 197.461
Total 26123.273 65

Sumber : Data Olahan (2015)
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai sig adalah 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Ini berarti secara simultan variabel-variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi fit untuk diolah lebih lanjut.

Hasil Analisis Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji t. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variabel-variabel terikat (Ghozali 2006).

TABEL 8. Hasil Analisis Regresi Berganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.197 19.354 .269 .789
Kualitas SDM .505 .255 .186 1.978 .053
Pemanfaatan TI .827 .321 .260 2.577 .012
Gaya Kepemimpinan 1.128 .516 .262 2.186 .033
Budaya Organisasi -.064 .377 -.017 -.170 .866
Satuan Pengawasan Intern .015 .277 .005 .054 .957
Komitmen Organisasi 1.869 .682 .327 2.740 .008

Sumber : Data Olahan (2015)

Persamaan dasar penelitian adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6+ e
Berdasarkan tabel 4.16, maka persamaan regresi berganda dari model penelitian menjadi sebagai berikut :
Y = 5,197+0,505 X1 + 0,827 X2 + 1,128 X3 – 0,064X4 +0,015 X5 + 1,869 X6 + 19,354

Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis Pertama
Dengan memperhatikan syarat: t-hitung (1,978) < t-tabel (1,977), p value (0,053) > 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif, maka hasil untuk pengujian hipotesis yang pertama adala H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, kualitas SDM tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja BLU Universitas Riau. Ketidaksignifikanan ini disebabkan kondisi kualitas sumber daya manusia di subbagian akuntansi atau tata usaha keuangan yang belum mendukung baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari sisi kualifikasi, sebagian besar pegawai subbagian akuntansi/keuangan tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi dan hal ini terlihat dari data demografi responden. Uraian tugas dan fungsi subbagian keuangan yang ada juga masih terlalu umum (belum terspesifikasi dengan jelas). Dari sisi kuantitas, masih sangat sedikit jumlah akuntan atau pegawai yang berpendidikan tinggi akuntansi, sementara peraturan perundang-undangan telah mewajibkan setiap satuan kerja untuk menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan, maka pegawai yang ada yang diberdayakan.

Pengujian Hipotesis Kedua
Dengan memperhatikan syarat: t-hitung (2,577) > t-tabel (1,997), p value (0,012) < 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif, maka hasil untuk pengujian hipotesis yang kedua adala H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, Pemanfaatan TI berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja BLU Universitas Riau. Dalam peningkatan kinerja BLU Universitas Riau, pemanfaatan teknologi informasi memegang peranan penting. Teknologi informasi bukan semata pada penggunaan komputer yang berhubungan dengan pemrosesan infomasi, tetapi teknologi informasi juga mencakup dalam pengiriman dan penyampaian informasi. Pengujian Hipotesis Ketiga Dengan memperhatikan syarat: t-hitung (2,186) > t-tabel (1,997), p value (0,033) > 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif, maka hasil untuk pengujian hipotesis yang ketiga adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja BLU Universitas Riau. Secara parsial, hasil analisis regresi variabel gaya kepemimpinan ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari gaya kepemimpinan terhadap peningkatan kinerja BLU Universitas Riau. Hal ini berarti semakin baik gaya kepemimpinan yang dimiliki peningkatan kinerja akan tercapai. Berdasarkan jawaban responden, gaya kepemimpinan di Universitas Riau sudah baik.

Pengujian Hipotesis Keempat
Dengan memperhatikan syarat: (-0,170) < t-tabel (1,997), p value (0,866) > 0,055 dan koefisien regresi bernilai positif, maka hasil untuk pengujian hipotesis yang keempat adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, budaya organisasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja BLU Universitas Riau.
Hasil ini tidak menunjukkan bahwa pengelola keuangan BLU yang mematuhi budaya organisasi akan meningkatkan kinerja BLU Universitas Riau. Hal ini disebabkan karena kemungkinan adanya latar belakang yang berbeda dari setiap responden dan tidak berfungsinya sistem nilai organisasi yang dianut oleh responden.

Pengujian Hipotesis Kelima
Dengan memperhatikan syarat: t-hitung (0,054) < t-tabel (1,997), p value (0,957) > 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif, maka hasil untuk pengujian hipotesis yang kelima adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, Satuan pengawasan intern tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja BLU Universitas Riau.
Secara parsial, hasil analisis regresi variabel satuan pengawasan intern ditemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari satuan pengawasan intern terhadap peningkatan kinerja BLU Universitas Riau. Hal ini mungkin terjadi karena tidak optimalnya peran dari satuan pengawasan intern yang ada di Universitas Riau.

Pengujian Hipotesis Keenam
Dengan memperhatikan syarat: t-hitung (2,740) > t-tabel (1,997), p value (0,008) < 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif, maka hasil untuk pengujian hipotesis yang kelima adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja BLU Universitas Riau.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja organisasi publik. Semakin baik komitmen organisasi maka kinerja organisasi publik yang dihasilkan juga akan semakin meningkat.
Kesimpulan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas SDM, pemanfataan teknologi informasi, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, satuan pengawasan intern, dan komitmen organisasi terhadap kinerja BLU Universitas Riau. Responden yang berpartisipasi adalah 66 pengelola keuangan di lingkungan Universitas Riau. Hasil penelitian pemanfaatan TI, gaya kepemimpinan, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja.

Keterbatasan
Pelaksanaan penelitian ini terdapat keterbatasan sebagai berikut: (1) Penelitian ini hanya dilakukan pada Universitas Riau, sehingga kurang mampu menggeneralisasi praktik-praktik pengukuran kinerja BLU di Indonesia; (2) Tingkat pengembalian kuesioner yang hanya 79 % menyulitkan peneliti untuk melakukan analisis data; (3) Kurangnya pemahaman dari responden terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner serta sikap kepedulian dan keseriusan dalam menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang ada. Masalah subjektivitas dari responden dapat mengakibatkan hasil penelitian ini rentan terhadap biasnya jawaban responden

Implikasi
Implikasi Bagi Universitas Riau
1. Untuk peningkatan kualitas SDM agar diberikan pelatihan yang memadai supaya proses pengelolaan keuangan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat sesuai yang diharapkan dan mampu melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik sehingga semakin meningkatkan kinerja BLU Universitas Riau.
2. Diharapkan Universitas Riau meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi (mengimplementasikan software Sistem Rencana Bisnis Anggaran, Sistem Akuntansi Keuangan BLU yang terintegrasi, dan penggunaan hardware terbaru) untuk mengakses, mengelola, dan mendayagunakan informasi keuangan secara cepat dan akurat agar kinerja BLU Universitas Riau meningkat.
3. Universitas Riau diharapkan memberikan dukungan terhadap Satuan Pengawasan Intern (SPI) agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai auditor internal Universitas Riau, sehingga dapat meningkatkan kinerja BLU Universitas Riau

Implikasi Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk perbaikan selanjutnya peneliti memberi beberapa saran yaitu :
1. Meneliti semua responden yang berhubungan dengan pengelola keuangan sehingga bisa menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja BLU.
2. Melakukan penelitian pada lingkup yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA
Dalmy, Darisman. 2009. Pengaruh SDM, Komitmen, Motivasi terhadap Kinerja Auditor dan Reward sebagai Moderating pada Inspektorat Provinsi Jambi. Tesis (tidak dipublikasikan). Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Medan
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Cetakan IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Indriasari, Desi & Ertambang Nahartiyo. 2008. Pengaruh Kapasitas Sumberdaya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir). Jurnal. Palembang
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 33/KMK.05/2010 tentang Penetapan Universitas Riau sebagai Badan Layanan Umum
Keputusan Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Nomor KEP-195/PB.5/2012 tentang Penetapan Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Satuan Kerja Badan Layanan Umum Tahun 2011
Keputusan Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Nomor KEP-219/PB.5/2013 tentang Penetapan Hasil Penilaian Satuan Kerja Badan Layanan Umum Tahun 2012
Maharsi, Sri. 2000. Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Bidang Akuntansi Manajemen. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 127 – 137.
Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Edisi Pertama. Yogyakarta
Morrow, Mc Elroy, dan Blum. 1988. “Work Commitment Among Departement of Transfortation Employee, Profesional Notes,”. Review of Public Personnel Administration. Vol 8, No. 3 p. 96-104
Mowday, R.T.; R.M. Steers dan L.W. Porter (1979). “The Measure of Organizational Commitment”, Journal of Vocational Behavior, 4, 288.
Osborne, David and Ted Gaebler, 1995, Reinventing Government: How The Entrepreneurial Spirit Is Tranforming The Public Sector, New York: Penguin Books Inc
Ramdhany, Muhammad. 2010. Pengaruh Faktor-Faktor Politik dan Kultur Organisasi Terhadap Informasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu. Skripsi. Universitas Riau.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
, Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Robbins, Stephen P.2006. Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. PT Indeks Kelompok Gramedia.Jakarta
Veithzal, R. 2004, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Edisi Kedua. PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta.

The Raid

Baru liat thriller film The Raid, ndak nyangka ada film Indonesia yang sebagus ini. Emang seh g pure indonesia,,tapi tetap harus kita apresiasi juga. Film yang disutradarai oleh Gareth Evans ini telah memenangi 2 penghargaan internasional yaitu Dublin International Film Festival kategori Best Film dan Toronto International Film Festival kategori Midnight Madness. Di situs imdb.com , film ini mendapat rating yang tinggi yaitu 8,3. Dengan rating segitu cukup mengalahkan Tetralogi Pirates of Caribean (film favorit saya).
kalo melihat thriller nya,,film ini full action,,mantap!!!!Enjoy it 😀

Program Pascasarjana Universitas Riau (PPS UR)

Image

Program Pascasarjana Universitas Riau dirintis sejak tahun 1996. Dengan membuka Program Magister Manajemen, lewat kerjasama dengan Universitas Padjajaran (UNPAD). Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1998, Program Magister Manajemen kerjasama UNRI-UNPAD pun mulai menerima mahasiswa. Selang 3 tahun bergulir (2001), Universitas Riau kembali membuka beberapa program pendidikan S2. Masih dalam bentuk kerjasama dengan universitas di luar Propinsi Riau.

Sebut saja dengan Universitas Ngeri Jakarta (UNJ) untuk Program Studi Magister Manajemen Pendidikan; Universitas Andalas untuk Program Studi Magister Ilmu Lingkungan; Program Studi Pembangunan Wilayah Pedesaan dan Program Studi Biologi. Serta bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan membuka Program Studi Teknik Studi Pembangunan.

Setahun berikutnya (2002), UNRI membuka sendiri pendidikan jenjang S2 Program Studi Ilmu Lingkungan, yang langsung mendapat izin Dikti pada tahun yang sama, dengan nomor 3210/D/T/2002. Semenjak dikeluarkannya izin Program Studi Magister Ilmu Lingkungan tersebut, program studi magister di lingkungan pascasarjana Universitas Riau (sejak tahun 2009 berganti akronim menjadi UR), terus bertambah.

Tahun 2003, Program Magister Manajemen yang telah menyelesaikan program kerjasama dengan UNPAD, memperoleh izin Dikti No. 1600/D/T/2003. Begitu pula Program Studi Ilmu Administrasi dengan memperoleh izin Dikti No. 482/D/T/2003. Pada tahun itu juga dibuka program studi kerjasama S2 lagi, yaitu Program Studi Ilmu Hukum yang bekerjasama dengan UNAND.

Tahun 2004, giliran Program Studi Ilmu Politik dan Sosiologi memperoleh izin Dikti No. 1113/D/T/2004 dan No. 1034/D/T/2004. Tahun berikutnya (2005), Program Studi Ilmu Lingkungan memperoleh perpanjangan izin Dikti No. 1412/D/T/2005. Kemudian, pada tahun 2006 izin Dikti No. 2525/D/T/2006 untuk Program Studi Ilmu Administrasi. Berikut direktori Program Pascasarjana UR sampai tahun 2012:

  1. Program Studi Manajemen Strata Dua
  2. Program Studi Ilmu Administrasi
  3. Program Studi Ilmu Politik
  4. Program Studi Magister Sosiologi
  5. Program Studi Ilmu Lingkungan
  6. Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
  7. Program Studi Ilmu Pertanian
  8. Program Studi Magister Agribisnis
  9. Program Studi Magister Akuntansi
  10. Program Doktor Ilmu Lingkungan
  11. Program Magister Matematika
  12. Program Magister Teknik Kimia
  13. Program Magister Teknik Sipil
Syarat Pendaftaran Program S2/S3
  1. Memiliki ijazah dan transkrip nilai (legalisir)
  2. IPK minimal 2,5
  3. Memiliki hasil TPA
  4. Memiliki hasil TOEFL
  5. Surat keterangan berbadan sehat (dari dokter)
  6. Memiliki Surat Pernyataan Penerima Layanan Pendidikan Pendidikan Tinggi bermaterai
  7. Memiliki Surat Pernyataan Bebas Narkoba bermaterai
  8. Surat izin tertulis dari atasan
  9. Pasphoto berwarna ukuran 3×4 (4 lembar), dan 4×6 (4 lembar).
  10. Karya Ilmiah (khusus bagi dosen) untuk S2 dan usulan Disertasi untuk S3
  11. Surat Rekomendasi Kelayakan Akademik (Magister 2 orang, Doktor 3 orang)
SEKRETARIAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS RIAU
KAMPUS PATTIMURA GEDUNG A LT. II
JL. PATTIMURA NO. 9 PEKANBARU 28131
TELP / FAX : (0761) 856591

Juventus Theme

Abbiamo il cuore a strisce
portaci dove vuoi
verso le tue conquiste
dove tu arriverai
sarà la storia di tutti noi
solo chi corre può
fare di te la squadra che sei

Juve, storia di un grande amore
bianco che abbraccia il nero
coro che si alza davvero per te

Portaci dove vuoi
siamo una curva in festa
come un abbraccio noi
e ancora non ci basta
ogni pagina nuova sai
sarà ancora la storia di tutti noi
solo chi corre può
fare di te quello che sei

Juve, storia di un grande amore
bianco che abbraccia il nero
coro che si alza davvero solo per te
è la Juve storia di quel che sarò
quando fischia l’inizio
l’inizio è quel sogno che sei

Juve, storia di un grande amore
bianco che abbraccia il nero
coro che si alza davvero
Juve per sempre sarà

Juve, storia di un grande amore
bianco che abbraccia il nero
coro che si alza davvero
Juve per sempre sarà
Juve… Juve per sempre sarà
Juve… Juve per sempre sarà

My First Love

Berbicara mengenai cinta tentu tidak akan pernah habisnya. Cinta terhadap orang tua, teman, pasangan dan bahkan cinta kepadaNya. Nah,,kali ini saya akan share sedikit tentang cinta pertama saya,,:D

Kata orang, cinta pertama itu tidak bisa dilupakan, cinta yang paling sejati, cinta yang paling segala2 nya lah,,hahahahhaa.. (bullshit).

Cinta pertama saya itu dimulai sejak tahun 1997 waktu saya kelas 5 SD sampai sekarang,,lama y ternyata??hahahah..

y begitu lah,,kata orang (again), zodiak cancer itu tipe orang yang setia,,y saya lah contohnya..kebetulan saya berzodiak cancer,,hahai,,

Nah tidak perlu panjang lebar,,cinta pertama saya adalah JUVENTUS. you know juventus??yes,,juventus adalah klub tersukses di Itali..klub ini berjulukan The Old Lady atau Si Nyonya Tua. 27 gelar scudetto (2 biji dirampok iler merda.. 😀 ), 2 gelar Liga Champions,,dan masih banyak yang lainnya…

Masa2 kelam buat juventini yaitu pada tahun 2006 saat juve dituduh melakukan calciopoli. Hal ini tidak membuat saya menyerah mendukung juve,,tidak seperti fans karbitan lainnya yang menyukai sebuah klub hanya di saat klub tersebut sedang berada di atas… Dibawah manajer muda Perancis, Didier Deschamps dan para pemain setia seperti Gianluigi Buffon dan Pavel Nedved, Juve menjadi tim super di Seri-B dan dengan hasil sebagai juara seri-B untuk pertama kalinya, Juve kembali ke Seri-A pada musim 2007-08. Claudio Ranieri diangkat menjadi pelatih Juve setelah Deschamps berseteru soal bayaran gaji. Sayangnya usia Ranieri juga tidak berlangsung lama setelah ia gagal membawa Juve juara di musim 2008-09. Mantan pemain Juve lain,Ciro Ferrara mulai bertugas menangani Juve di dua pertandingan akhir musim 2008-09 dan melanjutkan posisinya untuk musim 2009-10. Namun Ferrara pun tidak bisa bertahan lama, karena di bulan Januari 2010 ia gagal membawa Juve berprestasi lebih baik setelah kandas di babak penyisihan grup Liga Champions. Ia pun akhirnya digantikan oleh Alberto Zaccheroni.  Zaccheroni menangangi Juventus sampai akhir musim 2009-10 dan kemudian ia digantikan oleh Luigi Del Neri untuk musim 2010-11. Setelah jeblok selama 2 musim berturut-turut, juve kembali ditangani oleh mantan pemainnya yaitu Antonio Conte.

Di awal musim, tidak akan ada yang menyangka juve bisa melejit seperti sekarang. Tidak adanya pembelian pemain bintang, mendapatkan secara gratis seorang Andrea Pirlo, dan hanya membeli pemain sekelas Arturo Vidal dan Mirko Vucinic membuat anggapan itu dapat dibenarkan. Saya pun sebagai seorang juventini sudah cukup bersyukur apabila juve dapat masuk zona liga champions atau hanya peringkat 3.  Namun ternyata takdir berkata lain, dengan masuknya Pirlo, hadirnya Antonio Conte dan pemakaian stadion baru (satu2nya klub di itali yang punya stadion sendiri), menjadikan mental juara Juve kembali, “Lo Spirito Juve”.  Y bolehlah saya berharap tahun ini juve meraih scudetto kembali. AMIIIIIIIIIIIIIIINNNNNNNNNN 🙂

Image

Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas, Kompetensi, dan Motivasi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas, Kompetensi, dan Motivasi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

 

 

Oleh:

Muhammad Fahdi

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas, kompetensi, motivasi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Populasi penelitian ini adalah Kantor Inspektorat se Provinsi Riau. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan sampel purposive/judgement sampling yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) bagian Pemeriksaan. Data diolah dengan menggunakan persamaan regresi berganda.

Hasil penelitian menemukan bahwa independensi dan motivasi berpengaruh signifikan pada p<0,05 dengan β sebesar 0,279 untuk independensi, dan β sebesar 0,239 untuk motivasi. Sedangkan pengalaman kerja, obyektifitas, integritas dan kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada p<0,05. Berdasarkan hasil total adjust R square terbukti bahwa variabel pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas, kompetensi, motivasi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan sebesar 0,229 atau 22,9 %. Sedangkan sisanya sebesar 77,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak dilakukan di dalam penelitian ini.

Kata Kuncipengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas, kompetensi, motivasi, kualitas hasil pemeriksaan.

1          Pendahuluan

1.1       Latar Belakang

Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good governance dan clean government dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kegiatan ini dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari audit, review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. Akuntabilitas sektor publik berhubungan dengan praktik transparansi dan pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Audit merupakan salah satu bagian dari pengawasan. Pada praktisnya audit terdiri dari  tindakan mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu instansi yang diperiksa, membandingkan hasil dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyetujui atau menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan.

Pemeriksaan yang dilakukan APIP terkadang menemui kendala dalam pelaksanaannya dimana adanya rasa kekeluargaan, kebersamaan dan pertimbangan manusiawi yang terlalu menonjol. Masalah lain yang dihadapi dalam peningkatan kualitas APIP adalah bagaimana meningkatkan sikap/perilaku, kemampuan aparat pengawasan dalam melaksanakan pemeriksaan, sehingga pengawasan yang dilaksanakan dapat berjalan secara wajar, efektif dan efisien.

Pengguna laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh APIP menginginkan adanya aparat pengawasan yang bersih, berwibawa, tertib dan teratur dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai ketentuan dan norma yang berlaku. Norma dan ketentuan yang berlaku bagi auditor intern pemerintah terdiri dari Kode Etik APIP dan Standar Audit APIP. Kode etik dimaksudkan untuk menjaga perilaku APIP dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan Standar Audit dimaksudkan untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan APIP. Dengan adanya aturan tersebut, masyarakat atau pengguna laporan dapat menilai sejauh mana auditor pemerintah telah bekerja sesuai dengan standar dan etika yang telah ditetapkan.

Tidak mudah menjaga independensi, obyektifitas serta integritas auditor. Pengalaman kerja dan kompetensi yang melekat pada diri auditor bukan jaminan bahwa auditor dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya. Alim dkk. (2007) menyatakan bahwa kerjasama dengan obyek pemeriksaan yang terlalu lama dan berulang bisa menimbulkan kerawanan atas independensi yang dimiliki auditor. Belum lagi berbagai fasilitas yang disediakan obyek pemeriksaan selama penugasan dapat mempengaruhi obyektifitas auditor, serta bukan tidak mungkin auditor menjadi tidak jujur dalam mengungkapkan fakta yang menunjukkan rendahnya integritas auditor.

Kompetensi dan independensi merupakan standar yang harus dipenuhi oleh seorang auditor untuk dapat melakukan audit dengan baik. Namun, belum tentu auditor yang memiliki kedua hal di atas akan memiliki komitmen untuk melakukan audit dengan baik. Sebagaimana dikatakan oleh Goleman (2001) dalam Effendi (2010), hanya dengan adanya motivasi maka seseorang akan mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang ada. Dengan kata lain, motivasi akan mendorong seseorang, termasuk auditor, untuk berprestasi, komitmen terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan optimisme yang tinggi.

Dalam proses hidup dan kehidupan pembentukan perilkaku seseorang dipengaruhi oleh faktor diri sendiri (internal) dan faktor lingkungan (eksternal). Ada yang berperilaku baik dan ada yang berperilaku buruk, ada yang rendah hati dan ada yang tinggi hati, ada yang introvert dan ada yang ekstrovert. Begitu juga dalam melakukan pekerjaan, ada yang malas dan ada yan rajin, ada yang produktif dan ada yang tidak produktif, bahkan ada yang senang dengan tantangan pekerjaan dan ada yang berusaha menjauhi tantangan pekerjaan serta ada yang berambisi untuk kepentingan pribadi yang kuat dan ada yang lemah.

Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat intrinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.

Dalam penelitian Effendi (2010) tentang pengaruh kompetensi, independensi, dan motivasi terhadap kualitas audit memberikan hasil bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Kemudian penelitian Dalmy (2009) dan Albar (2010) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh signifikan tehadap kinerja auditor.  Wijayanti (2008) menyatakan bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor.

Penelitian Sukriah dkk, (2009) tentang pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas, dan kompetensi auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan memberikan hasil bahwa pengalaman kerja, obyektifitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan untuk indepedensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Sementara itu, penelitian Budi dkk. (2004) dan Oktavia (2006) tentang pengalaman kerja memberikan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh pengalaman kerja terhadap pengambilan keputusan auditor, sementara dari penelitian Suraida (2005) menyatakan bahwa pengalaman audit dan kompetensi berpengaruh terhadap skeptisisme profesional dan ketepatan pemberian opini auditor akuntan publik. Begitu juga penelitian yang dilakukan Asih (2006), menemukan bahwa pengalaman auditor baik dari sisi lama bekerja, banyaknya tugas maupun banyaknya jenis perusahaan yang diaudit berpengaruh positif terhadap keahlian auditor dalam bidang auditing. Herliansyah dkk. (2006), dari penelitiannya menemukan bahwa pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap judgment auditor.

Independensi dan kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit bersumber dari penelitian Christiawan (2002) dan Alim dkk. (2007). Hal yang sama dilakukan oleh Mardisar dkk. (2007), yang memberikan hasil penelitian bahwa pekerjaan dengan kompleksitas rendah berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor. Kemudian Trisnaningsih (2007) menyatakan bahwa pemahaman good governance dapat meningkatkan kinerja auditor jika auditor tersebut selama dalam pelaksanaan pemeriksaan selalu menegakkan sikap independensi.

1.2       Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Seberapa besar pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas, kompetensi, dan motivasi auditor berpengaruh terhadap peningkatan kualitas hasil pemeriksaan?

1.3       Tujuan Penelitian     

Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas, kompetensi, dan motivasi auditor terhadap peningkatan kualitas hasil pemeriksaan.

2          Tinjauan Pustaka

2.1       Pengalaman Kerja

            Purnamasari (2005) dalam Asih (2006) memberikan kesimpulan bahwa seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari penyebab munculnya kesalahan.

2.2       Independensi

            Auditor yang independen adalah auditor yang tidak memihak atau tidak dapat diduga memihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun (Pusdiklatwas BPKP, 2005). Sikap independen meliputi independen dalam fakta (in fact) dan independen dalam penampilan (in appearance).

2.3       Obyektifitas

            Pusdiklatwas BPKP (2005), menyatakan obyektifitas sebagai bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan subyektif pihak-pihak lain yang berkepentingan, sehingga dapat mengemukaan pendapat menurut apa adanya.

2.4       Integritas

            Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal (Pusdiklatwas BPKP, 2005)

2.5       Kompetensi

            Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar (Rai, 2008). Kompetensi berkaitan dengan keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium (Suraida, 2005).

2.6       Motivasi

            Motivasi merupakan salah satu faktor yang mendorong sumber daya manusia dalam sebuah organisasi dalam membentuk goal congruence. Motivasi yang membuat sumber daya manusia melakukan pekerjaannya sebaik mungkin. Kebanggaan atas apa yang telah dicapai sehingga menimbulkan rasa puas (satisfy), dapat pula disebut sebagai motivasi (Puspitasari, 2005 dalam Albar, 2010).

2.7       Kualitas Hasil Pemeriksaan

            Kualitas hasil pemeriksaan adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam system akuntansi kliennya. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil (De Angelo, 1981, dalam Alim dkk., 2007).

2.8       Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Hasil pemeriksaan

Hasil penelitian Herliansyah dkk. (2006) menunjukkan bahwa pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap judgment auditor. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Budi dkk. (2004) bahwa pengalaman kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap komitmen profesional maupun pengambilan keputusan etis. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H1: Pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan

2.9       Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

Hasil penelitian Trisnaningsih (2007) mengindikasikan bahwa auditor yang hanya memahami good governance tetapi dalam pelaksanaan pemeriksaan tidak menegakkan independensinya maka tidak akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Alim dkk (2007) dan Cristiawan (2002) menemukan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesa yang dibangun adalah:

H2: Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan

2.10     Pengaruh Obyektifitas Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

Sukriah dkk (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat obyektifitas auditor maka semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya.  Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat obyektifitas auditor maka semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H3: obyektifitas berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan

2.11     Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

Alim dkk (2007) menyatakan bahwa kualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki kompetensi yang baik dan hasil penelitiannya menemukan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang dibangun adalah:

H4: Integritas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan

2.12     Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

Auditor harus memiliki pengetahuan untuk memahami entitas yang diaudit, kemudian auditor harus memiliki kemampuan untuk bekerja sama dalam tim serta kemampuan dalam menganalisa permasalahan. Christiawan (2002) dan Alim dkk. (2007) menyatakan bahwa semakin tinggi kompetensi auditor akan semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang dibangun adalah:

H5: Kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan

2.13     Pengaruh Motivasi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

Dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota kelompok dalam menanggapi suatu peristiwa dan dorongan yang berasal dari lingkungan, kemudian diimplementasikan dalam bentuk perilaku adalah merupakan motivasi. Effendi (2010) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan di atas maka hipotesis yang dibangun adalah:

H6: Motivasi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan

 3       Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja pada Inspektorat se Provinsi Riau. Penentuan sampel dengan purposive/judgment sampling yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Inspektorat se Provinsi Riau yang bekerja pada bagian pemeriksaan.

3.1       Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

            Variabel Independen:

  1. Pengalaman kerja adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit yang dilihat dari segi lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan (X1).
  2. Independensi adalah kebebasan posisi auditor baik dalam sikap maupun penampilan dalam hubungannya dengan pihak lain yang terkait dengan tugas audit yang dilaksanakannya (X2).
  3. Obyektifitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektifitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturangan kepentingan atau berada dibawah pengaruh pihak lain. (Prinsip etika, Kode etik IAI) (X3).
  4. Integritas merupakan sikap jujur, berani, bijaksana dan tanggung jawab auditor dalam melaksanakan audit (X4).
  5. Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar, yang diukur dengan indikator mutu personal, pengetahuan umum dan keahlian khusus (X5).
  6. Motivasi merupakan tuntutan atau dorongan terhadap pemenuhan kebutuhan individu dan tuntutan atau dorongan yang berasal dari lingkungan , kemudian diimplementasikan dalam bentuk perilaku (X6).

Variabel Dependen:

Kualitas Hasil Pemeriksaan adalah kualitas kerja auditor yang ditunjukkan dengan laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah ditetapkan (Y).

3.2       Prosedur Analisa Data

Tahap-tahap pengujian dilakukan dengan perhitungan profil responden, statistik deskripsi, uji kualitas data, uji asumsi klasik. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan metode statistik regresi linier berganda, dengan alasan penggunaan variabel yang lebih dari satu dalam penelitian ini. Secara umum formulasi dari regresi linier berganda dapat ditulis sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6+ e

Dimana:

Y         : Kualitas hasil pemeriksaan

a          : Nilai intersep (konstan)

b          : Koefisien arah regresi

X1       : Pengalaman Kerja Auditor

X2       : Independensi Auditor

X3       : Obyektifitas Auditor

X4       : Integritas Auditor

X5       : Kompetensi Auditor

X6        : Motivasi

e          : Error

4          Hasil dan Pembahasan

4.1       Demografi Responden

                        Gambaran umum mengenai responden mengenai tingkat pemgembalian kuesioner, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan lama masa kerja (lampiran)

4.2       Uji Kualitas Data

            Kesahihan (validity) suatu alat ukur adalah kemampuan untuk mengukur apa yang sebenarnya harus diukur, atau dapat mengukur indikator-indikator suatu objek pengukuran. Alat ukur atau instrumen berupa kuesioner dikatakan memberikan hasil akurat dan stabil jika alat ukur itu dapat diandalkan (reliable) (Ghozali, 2006).

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Variabel

Faktor Loading

Ket

Cronbach

Alpha

Ket

Pengalaman Kerja (X1)

0,627 -0,914

Valid

0,521

Reliabel

Independensi (X2)

0,761 -0,952

Valid

0,775

Reliabel

Obyektifitas (X3)

0,831 -0,990

Valid

0,805

Reliabel

Integritas (X4)

0,880 -0,977

Valid

0,679

Reliabel

Kompetensi (X5)

 0,490 -0,992

Valid

0,736

Reliabel

Motivasi (X6)

0,570 -0,938

Valid

0,666

Reliabel

Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y1)

0,734 -0,819

Valid

0,515

Reliabel

Sumber: pengolahan data SPSS

4.3       Uji Asumsi Klasik

4.3.1    Uji Normalitas

Uji normalitas ini dapat dilakukan dengan grafik histogram dan grafik normal P-Plot dimana prinsip dari normalitas ditujukan dengan tingkat penyebaran data pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikat arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, namun jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengujian normalitas untuk variabel dependen kualitas hasil pemeriksaan dapat dilihat pada grafik P-Plott berikut:

 

 

 

 

 

 

4.3.2    Uji Autokorelasi

            Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu pada periode sebelumnya.hasil uji Durbin Watson berada diantara -2 dan 2+ yang artinya tidak terjadi autokorelasi. Dalam penelitian ini nilai Durbin-Watson sebesar 0,307 sehingga tidak terjadi autokorelasi.

4.3.3    Uji Multikolinieritas

            Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana variabel lain (Independen) saling berkorelasi satu dengan yang lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik adalah persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel independen dengan cara melihat angka collinerity statistics yang ditunjukkan oleh nilai variance inflaction factor (VIF). Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan bebas dari multikolinieritas. VIF=1/Tolerance, jika VIF=10 maka tolerance 1/10=0,1 (Ghozali, 2006)

Tabel VIF dan Tolerance

Variabel

Tolerance

VIF

Keterangan

Pengalaman Kerja 0,159 6,289

Bebas Multikolinearitas

Independensi 0,252 3,965

Bebas Multikolinearitas

Obyektifitas 0,223 4,484

Bebas Multikolinearitas

Integritas 0,348 2,871

Bebas Multikolinearitas

Kompetensi 0,158 6,330

Bebas Multikolinearitas

Motivasi 0,273 3,662

Bebas Multikolinearitas

 

4.3.4    Uji Heteroskedastisitas

Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut (Ghozali, 2006). Jika membentuk pola tertentu yang teratur, maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas. Jika diagram pencar tidak membentuk pola atau acak, maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas (Prastito, 2004:155 dalam Ramdhany, 2010) Dari hasil Scatterplot dibawah terlihat bahwa diagram tidak membentuk pola atau terlihat berpencar yang berarti tidak terdapat gejala heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Dalmy, 2008).

4.4       Uji Hipotesis dan Pembahasan

4.4.1    Pengujian Hipotesis 1

            Dari hasil perhitungan SPSS 17.0  for windows (lampiran tabel 4.10), diperoleh nilai thitung  (0,142)  < ttabel  (1,666), ttabel (α = 0,05 dan df = 113) dan signifikansi sebesar 0,887 lebih besar dari α = 0,05. Maka pengalaman kerja secara parsial tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga H1 ditolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Christiawan (2002), Suraida (2005), Asih (2006), Asih (2006), Herliansyah dkk. (2006), Marinus dkk. (1997) dalam Herliansyah dkk. (2006), Alim dkk., (2007), Sukriah dkk (2009). Sementara hasil penelitian Budi dkk. (2004),  Oktavia (2006), Albar (2009) yang menyatakan pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap komitmen professional, pengambilan keputusan etis, dan kinerja auditor,  konsisten dengan hasil penelitian ini.

4.4.2    Pengujian Hipotesis 2

Dari hasil perhitungan SPSS 17.0  for windows (lampiran tabel 4.10), diperoleh nilai thitung  (2,902)  >  ttabel  (1,666), ttabel (α = 0,05 dan df = 113) dan signifikansi sebesar 0,004 lebih kecil dari α = 0,05. Maka independensi secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga H2 diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Christiawan (2002), Trisnaningsih (2007) dan Alim dkk, (2007). Namun penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sukriah dkk, (2009) yang menyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

4.4.3    Pengujian Hipotesis 3

            Dari hasil perhitungan SPSS 17.0  for windows (lampiran tabel 4.10),  diperoleh nilai thitung  (0,532)  < ttabel  (1,666), ttabel (α = 0,05 dan df = 113) dan signifikansi sebesar 0,595 lebih besar dari α = 0,05. Maka obyektifitas secara parsial tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga H3 ditolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Sukriah,dkk (2009) dan Pusdiklatwas BPKP (2005) bahwa prinsip obyektifitas mengharuskan auditor bersikap adil, tidak memihak, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh orang lain, sehingga dapat mengemukakan pendapat seperti apa adanya.

4.4.4        Pengujian Hipotesis 4

Dari hasil perhitungan SPSS 17.0  for windows (lampiran tabel 4.10), diperoleh nilai thitung  (-1,315)  < ttabel  (1,666), ttabel (α = 0,05 dan df = 113) dan signifikansi sebesar 0,191 lebih besar dari α = 0,05. Maka integritas secara parsial tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga H4 ditolak. Hasil ini mendukung penelitian Sukriah dkk, (2009) yang menyatakan auditor mempertimbangkan keadaan pribadi seseorang/sekelompok orang atau suatu organisasi untuk membenarkan perbuatan melanggar ketentuan atau perundang-undangan yang berlaku, serta bila obyek pemeriksaan melakukan kesalahan maka auditor bersikap menyalahkan yang dapat menyebabkan kerugian orang lain.

4.4.5        Pengujian Hipotesis 5

Dari hasil perhitungan SPSS 17.0  for windows (lampiran tabel 4.10), diperoleh nilai   thitung  (-1,703)  < ttabel  (1,666), ttabel (α = 0,05 dan df = 113) dan signifikansi sebesar 0,091 lebih besar dari α = 0,05. Maka kompetensi secara parsial tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga H5 ditolak. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sukriah, dkk (2009), Christiawan (2002), Suraida (2005) dan Alim dkk. (2007).

4.4.6        Pengujian Hipotesis 6

Dari hasil perhitungan SPSS 17.0  for windows (lampiran tabel 4.10) , diperoleh nilai thitung  (2,889)  > ttabel  (1,666), ttabel (α = 0,05 dan df = 113) dan signifikansi sebesar 0,005 lebih kecil dari α = 0,05. Maka motivasi secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga H6 diterima. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Albar (2009), Effendy (2010), dan Dalmy (2010). Namun penelitian ini tidak mendukung penelitian Wijayanti (2008) yang menyatakan bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor.

5            Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran

5.5.1    Kesimpulan

            Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kesimpulan bahwa independensi dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dengan demikian, semakin semakin independen seorang auditor dan  semakin tinggi motivasi seorang auditor maka semakin meningkat atau semakin baik kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukannya. Sedangkan untuk pengalaman kerja, obyektifitas, integritas, dan kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan secara simultan, keenam variabel tersebut berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan dengan kemampuan menjelaskan terhadap variabel dependen sebesar 22,9%. Hal ini berarti masih banyak variabel-variabel independen lainnya yang dapat menjelaskan variabel kualitas hasil pemeriksaan.

5.5.2        Keterbatasan

  1. Penelitian ini hanya dilakukan pada Inspektorat se Provinsi Riau, sehingga kurang mampu menggeneralisasi praktik-praktik pengukuran kualitas hasil pemeriksaan di Indonesia.
  2. Penelitian ini kurang mengeksplorasi variabel independen  lain yang mungkin berpengaruh misalnya akuntabilitas, etika, resiko audit, budaya orgasnisasi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti.

5.5.2        Saran

  1. 1.      Untuk penelitian selanjutnya agar dapat meneliti variabel-variabel lain yang mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan.
  2. 2.      Penelitian ini hanya mencakup Inspektorat se Provinsi Riau, untuk penelitian selanjutnya dapat meneliti untuk cakupan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Albar, Zulkifli. 2009. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, Komitmen Organisasi, Sistem Reward, Pengalaman dan Motivasi Auditor terhadap Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. . Tesis (tidak dipublikasikan). Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Medan

Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Jurnal. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. SNA X. Makassar.

Arens, Alvin A., Randal J.E dan Mark S.B. 2004. Auditing dan Pelayanan Verifikasi, Pendekatan Terpadu. Jilid 1, Edisi Kesembilan. Penerbit PT. Indeks. Jakarta.

Asih, Dwi Ananing Tyas. 2006. Jurnal. Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Keahlian Auditor Dalam Bidang Auditing. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Budi, Sasongko. Basuki dan Hendaryatno. 2004. Jurnal. Internal Auditor dan Dilema Etika. SNA VII.

Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Jurnal. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.4, No. 2, November, 79 – 92.

Dalmy, Darisman. 2009. Pengaruh SDM, Komitmen, Motivasi terhadap Kinerja Auditor dan Reward sebagai Moderating pada Inspektorat Provinsi Jambi. Tesis (tidak dipublikasikan). Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Medan

Effendi, Muh. Taufiq. 2010. Pengaruh Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Gorontalo). Tesis (tidak dipublikasikan). Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Cetakan IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Gujarati, D. 2003. Basic Econometrics. Edisi Keempat. McGraw Hill. Newyork

Herliansyah, Yudhi. Meifida Ilyas. 2006. Jurnal. Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgment. SNA IX. Padang.

IAI, (2001) Standar Profesional Akuntan Publik, Penerbit Salemba Empat, Cetakan Pertama. Jakarta

Mardisar, Diani. Ria Nelly Sari. 2007. Jurnal. Pengaruh Akuntabilitas Dan Pengetahuan Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. SNA X. Makassar.

Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Edisi Pertama. Yogyakarta 

Mulyadi dan Kanaka Purwadireja. 1998. Auditing. Edisi Kelima. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Mustafa, Edwin Nasution. Hardius Usman. 2007. Proses Penelitian Kuantitatif. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Oktavia, Reni. 2006. Jurnal. Pengaruh Pengalaman Audit Dan Self-Efficacy Terhadap Keputusan Auditor: Survey Pada Auditor Pemerintah. Fakultas Ekonomi. Universitas Lampung.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Permenpan Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

Pusdiklatwas BPKP. 2008. Kode Etik dan Standar Audit. Edisi Kelima.

Rai, Agung. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Penerbit Salemba Empat.

Ramdhany, Muhammad. 2010. Pengaruh Faktor-Faktor Politik dan Kultur Organisasi Terhadap Informasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu. Skripsi. Universitas Riau.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung.

Sukriah, Ina. Akram. Biana Adha Inapty. 2009 . Jurnal.  Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. SNA XII Palembang

Sunarto. 2003. Auditing. Edisi Revisi Cetakan Pertama. Penerbit Panduan. Yogyakarta.

Suraida, Ida. 2005. Jurnal. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit Dan Risiko Audit Terhadap Skeptisme Profesional Auditor Dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Sosiohumaniora, Vol. 7, No. 3, November, 186 – 202.

Trisnaningsih, Sri. 2007. Jurnal. Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. SNA X Makassar.

Wijayanti, Diah. 2008. Jurnal. Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja Auditor Internal : Motivasi Sebagai Variabel Moderating (Penelitian pada Kantor Yayasan Pendidikan Internal Audit Jakarta). SNA XI Pontianak.